Kamis, 26 Februari 2009

Pencuri Dihajar Hingga Babak Belur Oleh Warga

Nah ini dia kisah nyata, Warga disalah satu Kecamatan di Kabupaten Siak, tega menyiksa pencuri dibawah umur dengan kejam. Bahkan mereka sepertinya tak punya hati nurani.
Coba kita bayangkan sempat itu adalah keluarga kita yang disiksa seperti itu, bagaiman perasaan kita. Sadisnya lagi ketika disiksa warga merekam Mario dengan Kamera Handpone dan ini perbuatan yang sangat biadab sekali.
Ini haru smenjadi perhatia nbagi Pemerintah dan pihak Kepolisian, semoga hal serupa tidak pernah terulang lagi diamana pun.

Malang nian nasib Mario Marbun (17) ketangkap warga mencuri pupuk Senin (10/11) 2008 lalu sekitar pukul 04.00 WIB di Desa Bandar Seminai Afdeling X, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Paginya ditelanjangi dan dihajar hingga babak belur oleh beberapa warga setempat. Parahnya lagi kaki Mario dipatahkan dan pantatnya disulut dengan api rokok.
Aksi biadab yang dilakukan warga di lapangan badminton tersebut direkam oleh warga dengan kamera Handpone dan saat ini rekaman itu sudah tersebar luas di Riau.
Maling memang tetap maling, tapi mereka diperlakukan seperti binatang apakah itu hal yang wajar, dan ini harus menjadi perhatian oleh seluruh pihak di Kabupaten Siak dan bahkan di Provinsi Riau ini.
Rekaman kebiadaban sekelompok warga tersebut berdurasi sekitar 18 menit. Dalam rekaman itu tampak jelas warga menghajar Mario dengan sangat biadab. Mario ditelanjangi di lapangan Bola Volly dan ditonton oleh warga setempat.
Sebelum adengan kekerasan yang dilakukan warga dalam rekaman yang tersebar luas saat ini, tertulis berbagai kalimat. Tulisan awal rekaman itu dengan tulisan warna putih dengan latar belakang hitam pekat, yakni KISAH NYATA MARIO SI MALING MALANG.
Kemudian muncul tulisan, Dayun abdlg 10, November 2008 Kabupaten Siak. Lalu muncul lagi tulisan kepada orang terpelajar dan kurang ajar simak kisah ini. Kemudian berturut-turut muncul tulisan-tulisan silih berganti yang berisikan keluh kesah Mario.
Dalam tulisan itu ditujukan kepada warga yang terhormat menghakimiku, ingtalah bahwa karma itu nyata. Bagaimana jika aku ini adalah anak kalian?.
Selanjutnya ditujukan kepada Bapak Bupati yang terhormat aku generasi malang, apakah aparat desa, polisi, hakim dan sebagainya. Mereka dengan gagah dan bangga memukulku. Mereka ingin memtahkan kaki ku dan menghancurkan jari kaki ku dan broti itu mereka hantamkan ketubuhku, bahkan lukaku mereka siram dengan air.
Lalu mereka sereta aku seperti anjing padahal aku manusia dan mereka tusukan api rokok ketubuhku tanpa kasihan, tapak sandal keras mereka tamparkan kepipiku. Republik Indonesia ini Pancasila atau Komunis. Kapan para koruptor di Indonesia ini dihukum seperti aku ini, dan izinkanlah aku mati muda.
Adegan kekerasan pertama yang muncul warga menanyakan ke Mario sholat dimesjid mana, mungkin Mario mengaku ia ingin sholat ke mesjid waktu ia ditangkap warga. Namun saat ditanya mesjid mana Mario yang pagi itu dalam keadaan telanjang dan tangan diikat kebelakang hanya bisa tertunduk sambil duduk jongkok.
Pria yang mengenakan singglet dipadukan celana jean biru memegang kayu broti sambil bertanya kepada Mario, lalu broti itu ia pukulkan ke tulang kering Mario, karena tak merasa puas lalu kayu broti itu ia tekan ke jari kakinya
Saat itu Mario hanya merintih kesakitan dan mintak ampun, rintihan itu tidak dihiaraukan oleh warga, bahkan Mario dtampar dengan sandal, lalu digebuk oleh pria yang mengenakan baju kaos biru lengan panjang.
Mario terus mengerang kesakitan, dan sempat berkata "baru sekali ini aku mencuri pak," dan ia kembali ditumbuk oleh warga sehingga Mario mengerang "aduh sakit sekali pak," sambil menangis.
Namun tangisan dan erengan kesakitan itu tetap tak dihiraukan warga yang menganiyanya. Sadisnya lagi dalam rekaman itu sempat terdengar suara "ya nggak apa-apa yang penting jangan rahangnya yang dipukul sebab kalau rahang nanti bisa mati dia, sebab uratnya banyak disana sini"
Selang beberapa saat warga berhenti sejenak menghakimi Mario, dan hanya terdengar warga berbicara dengan logat bahasa salah satu daerah. Lalu pria yang mengenakan singglet dan memegang kayu broti menyiram kepala dan bekas luka Mario, sambil menawarkan" mau minum ni minum saja ni," ucap pria itu sambil terus menyiram seluruh tubuh Mario
Penyiksan kembali dilanjutkan warga, dan warga terus mendesak Mario untuk mengaku, mencuri di mesjid mana, karena Mario tak menjawab lalu warga menyulutkan api rokok kepunggung Mario dan kembali memukul jari kakinya dengan broti.
Mendapat sulutan api rokok spontan Mario mengerang kesakitan dan ia menggoyangkan punggungnya karena tak mampu untuk mengusap punggungnya dengan tangannya. Sebab kedua tangannya diikat warga kebelakang punggungnya.
Karena tak sanggupu menahan penyiksan akhirnya Mario memilih duduk bersila dilantai dan warga terus berbicara sesama mereka dengan logat salah satu bahasa daerah yang sama. Lalu kamera Handpone diarahkan oleh warga lebih dekat kewajah Mario, dan terlihatlah bibirnya sudah membengkak dan pecah lalu wajahnya penuh dnegan lebam.
Warga terus berkata-kata bahwa Maling ini merupakan gerombolan dari Perawang dan telah membuat peta untuk melakukan aksi. Lalu satu orang warga berkata, dalam peta ujung 10 C katanya peta Perawang. Lalu dijawab oleh Mario itu 10 B.
Kemudian datang warga menanyakan rumahnya digambar nggak dalam peta itu yakni rumah jelek yang dibongkar itu. Sambil berkata-kata digambar nggak lalu pria itu mumukulkan kayu brotinya ke Mario berkali-kali sambil terus berkata digambar nggak, digambar nggak.
Hingga akhirnya Mario terkapar menahan sakit yang tidak kepalang karena terus dipukul kayu broti. Sadisnya lagi muncul kata-kata dari warga "Nah itu baru mantap," saat melihat Mario terkapar dan mengerang kesakitan.
Saat masih terbaring mengerang kesakitan, datangli warga menyulutkan api rokoknya ke pantat Mario sambil berkata "Nggak malu kamu pantat kamu tu," spontan saja Mario menjerit kesakitan menahan pedih.
Parhnya lagi, saat Mario terkapar dan mengerang kesakitan serta menarik nafas, warga yang menyiksa Mario malah tertawa. Sepertinya hati nurani telah hilang dalam hati warga yang menyiksa dan melihat Mario disiksa ketika itu.
Penyiksaan terus dilakukan warga, hingga akhirnya datan gseoarng warga mengenakan baju kaos coklat dipadukan celan pendek putih mengangkat kaki kanan Mario dan mematahkan kaki Mario, sehingga membuat Mario terus meronta kesakitan. "Sakit semua badanku pak, ampun pak," ucap mario ketika itu
Warga terus memakas mario untuk mengaku telah mencuri, dan Mario hanya mengaku baru satu kali ini mencuri. Pengakuan mario itu tetap tidak dipercaya oleh warga dan mario kembali dipukul. Setelah merasa puas menghajar, lalu warga menyiram sekujur tubuh Mario dengan air satu ember, hal itu tentu membuatnya mengerang kesakitan.
Penyiksaan telah dihentikan warga, dan warga menanyakan nama lalu dijawab namanya Rio Marbun. Saat itu Mario mengaku naik sepeda motor Supra Fit masuk kedlam lokasi dengan temannya.
Betubi pertanyaan ditanya warga apakah pernah mencuri sepeda motor, minyak, Mario tetap menjawab tidak pernah dan baru sekali ini. Walaupun dia diancam kembali aka ndisiksa Mario tetap mengaku baru sekali ini mencuri.
Karena Mario membawa peta maka warga menanya peta itu milik siapa. mario menjawab peta itu dibuat oleh orang Perawang waktu berada di Ferry penyebrangan. "Jadi saya hanya ikut peta itu saja," ucap Mario
Hingga akhir rekaman Mario terus dihajar warga dan berkali-kali tubuhnya disulut rokok oleh warga.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Riau Rosnaniar kepada wartawan, Kamis (26/2) mengatakan, sangat menyayangkan perbuatan warga yang telah menghakimi maling secara biadab. Apalagi maling itu tergolong anak dibawah umur.
Menurutnya perbuatan itu merupakan perbuatan yang sangat biadab. Kalau memang anak itu pencuri serahkan penanganannya sepenuhnya kepada Polisi, dan biarkan hukum yang memberi sangsi terhadap anak tersebut.
"Untuk itu kita berharap agar pihak Kepolisian setempat harus mengusut tuntas siapa saja warga yang melaku penyiksaan tersebut, dan bila perlu tangkap semua pelakunya. KPAID Rai akan terus memantau kasus ini," ucap Rosnaniar (rino)

Jumat, 20 Februari 2009

Wah Semua Yang Diduga Anak Buah Acin Bantah Bosnya Acin

Kasus Judi Sie Jie Cindra Wijaya alias Acin memang sempat membuat gempar Riau dan Mabes Polri. Karena saati Acin berhasil ditangkap Polda Riau, banyak para petinggi Polri menjadi korban dan satu persatu mereka di mutasi.
Mulai dari Kapoltabes hingga pejabat teras di jajaran Poltabes Pekanbaru. Lebih menariknya Kapolri Jenderal Bambang Hendarso juga telah memutasikan beberapa Jenderal yang pernah menjabat Kapolda Riau. Mereka dimutasi karena terbukti melakukan pembiaran judi di Riau.
Namun hal ini menjadi keberhasilan bagi Kapolda Riau Brigjen (pol) Drs Hadiatmoko, sehingga ia dipromosikan menjadi Wakil Kepala Badan Reskrim (Wakabareskrim) Mabes Polri dan naik pangakt menajdi Irjen.
Bahkan lebih menarik lagi saat di persidangan Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru, ternyata semua anak buah Acin membantah mengenali Acin, dan mereka mengaku adalah anak buah Lilis, yang diduga orang kepercayaan Acin.
Sudah beberapa kali persidangan, sekitar 8 orang yang diduga anak buah Acin membantah mengaku anak buah Acin. Bahkan mereka membantah hasil BAP dari Polisi. Mereka mengaku dipaksa saat di BAP oleh Polisi.

Dua Saksi Mengaku Sempat Dipukul Polisi Saat di BAP
* Untuk Mengakui Acin Sebagai Bos
Empat saksi yang juga terdakwa kasus judi sie jie yang diduga milik Cindra Wijaya alias Acin, Kamis (19/2) dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru juga membantah mereka anak buah Acin. Mereka mengaku sebagai anak buah terdakwa Lilis.
Pengakuan tersebut disampaikan oleh keempat saksi yakni Asang, Riska, Budiam dan Pendi, dalam sidang lanjutan terhadap terdakwa Acin, Lilis dan Yudhoyono di Pengadilan Negeri (PN) yang dipimpin oleh Hakim Ketua Zainal dan didampingi oleh 2 hakim anggota yakni Syahlan dan Pandu.
Sebelum memberikan kesaksiannya keempat saksi terlebih dahulu diambil sumpahnya. Usai membacakan sumpah saksi pertama yang diambil keterangan adalah Aseng dan tiga orang saksi lainnya dikembalikan ke sel titipan PN Pekanbaru.
Dalam sidang yang tidak lagi dikawal ketat oleh pihak Kepolisian, dan kursi pengunjung hanya dipenuhi keluarga terdakwa, Aseng dalam kesaksiannya mengaku tidak pernah kenal sama Acin, dan selama ini ia menjual sie jie disetorkan ke Jakarta kepada Ising. "Saya tidak menyetorkan ke Acin," ucapnya
Asang ditangkap polisi dua bulan setelah terdakwa Acin ditangkap polisi. Namun saat dibacakan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) nya dari Polisi oleh Majelis Hakim, bahwa dalam BAP itu ia mengaku menyetorkan hasil penjualannya ke Acin dan bos besarnya adalah Acin.
Asang lansung membantah bahwa ia tidak pernah mengatakan seperti itu dan itu hanya polisi yang mengatakan. "Bahkan BAP itu saya teken karena saya dipaksa. Yang jelas Bos saya bukan Acin dan saya tidak menyetorkan hasil penjualan saya kepada Acin," tegasnya
Usai Asang lalu dilanjutkan saksi ke dua yakni Riska yang bekerja sebagai penerima telepon dan fax. Hal yang sama juga disampaikan Riska ke Majelis Hakim, ia tidak kenal sama Acin. "Saya hanya kenal sama Lilis, dan saya juga bekerja sama Lilis," ungkapnya
Saat JPU Ivan Siahaan menyampaikan hasil BAP Polisi bahwa Riska mengaku bekerja kepada Acin, dan BAP itu ditandatangan oleh dirinya sendiri Riska tidak membantah. Saat itu kata Riska dirinya diperiksa hingga pukul 03.00 WIB.
"Apalagi polisi mengatakan kalau sudah ditandatangan boleh pulang. Bahkan kami tidak diperbolehkan untuk membaca BAP yang akan kami tanda tangani itu," jelasnya
Saksi lainnya Budiman juga mengaku tidak pernah kenal sama Acin dan Yudhoyono. Ia hanya kenal sama Lilis karena Lilis adalah bosnya.
Ketika ditanya kembali mengenai hasil pengakuannya dalam BAP Polisi oleh JPU, Yohanes juga mengatakan ia terpaksa mengaku karean terus dipaksa dan diancam oleh Polisi. "Karena kalau saya tidak mengaku maka saya akan dipukul. Lantaran tidak juga mengaku akhirnya saya disepak Polisi," jelas Yohanes lagi
Saksi terakhir Pendi juga mengaku hal yang serupa, Menurutnya kalau tidak mengaku Acin sebagai bos maka ia dipukul dan akibatnya perut Pendi dipukul oleh Polisi. "Keterangan di BAP itu bukan saya yang mengatakannya, setelah di BAP kami disuruh menandatanganinya tanpa di baca dan juga tidak dibaca oleh Polisi," ungkapnya
Usai saksi memberikan keterangan mereka dan ditanya oleh Penasehat Hukum terdakwa dan JPU serta Majelis Hakim. Lalu Hakim Ketua Zainal memberikan kesempatan kepada ketiga terdakwa untuk membantah keterngan para saksi.
Dalam kesempatan itu Acin tidak membantah semua keterangan keempat saksi begitu juga dengan Yudhoyono dan Lilis.
Setelah mendengarkan keterangan para saksi dan bantahan dari terdakwa maka Hakim Ketua Zainal kembali mengambil alih sidang. Dalam kesempatan itu Zainal mengatakan sidang ditunda minggu depan Kamis (26/2) masih mendengarkan keterangan saksi. Sambil mentukan palunya hakim langsung mengatakan sidang ditutup. (rino syahril)

Rabu, 18 Februari 2009

Ketabahan Pasti Membawa Keberhasilan


Orang yang sabar dan tabah dalam hidup ini pasti akan menuai keberhasilan. Untuk itu aku harus selalu sabar dalam menjalani tugas yang aku lakukan dan semoga aku kedepan menjadi orang yang sukses untuk diri ku sendiri keluarga dan orang lain.

Inilah segelumit kisah hidup yang aku jalani.
Aku Pria yang dilahirkan di Kota Dumai 32 tahun yang lalu, dan aku memulai sekolah dari SD hingga STM di Kota Dumai.
Hingga akhirnya aku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan, setelah tamat aku sangat ingin kuliah di ITB atau di UI, namun itu hanya mimpi. Karena dua kali aku mencoba namun gagal.
Hingga akhirnya aku mendapat dua pilihan ingin kuliah atau menjadi Polisi. Sebab aku pernah ditawari oleh Paman ku untuk masuk Polisi.
Tapi akhinya ku pilih untuk kuliah di Padang, dan aku kuliah di Sekolah Tinggi Teknik Padang (STTP) yang kini menjadi Institut Teknologi Padang (ITP). Aku lulus dengan memuaskan dan mendapat gelar ST jurusan Elektro.
Dengan berbekal gelar ST, aku mengadu nasib di Kota Pekanbaru ibu kota Provinsi Riau. Disini suka duka mencari pekerjaan sering aku alami walaupun aku ini putra daerah.
Menjadi Marketing Asuransi hingga marketing kaca mata resep pernah aku lakukan. Karena lowongn sesuai jurusan aku tak pernah dibuka.
Apalagi usia aku wisuda sudah termasuk senja, lantaran aku kuliah 7 tahun lamanya. Hal ini dipicu karena aku mengenal alam atau menjadi mahasiswa pencinta lingkungan hidup.
Karena tak betah dengan pekerjaan yang aku dapati saat itu aku terus melamar, dan akhirnya aku diterima bekerja disebuah Surat Kabar Harian (SKH) lokal di Riau yakni Media Riau. Beberapa bulan aku tugas di ibu kota Riau, aku ditugaskan di Kabupaten Siak, dan disini aku menjalaninya sekiatr 2 tahun.
Jenuh di Media Riau akhirnya ku coba tantangan di Mingguan Mentari, lalu beralih menjadi Kontributor RTv untuk di Siak, dan tak betah beralih kembali menjadi Redaktur Pelaksana di Surat Kabar Mingguan Media Negri.
Entah apa namanya mungkin karena ketabahan atau rezeki dari Tuhan, akhirnya aku melamar kerja di SKH Tribun Pekanbaru, Group Gramedia Kompas, dan aku diterima
Wah ternyata ilmu yang aku dapat selama ini menjadi wartawan sangat jauh bedanya dengan pola Tribun. Di Tribunlah aku merasa ditempa menjadi wartawan yang idialis dan mempunyai semangat serta tantangan kedepan. (rino syahril)

Selasa, 17 Februari 2009

Wah tampaknya para oknum guru di Indonesian ini dan khususnya di Pekanbaru harus kembali ditatar ulang. Karean mereka masih menganut sistem militer bila siswanya salah langsung dipukul dan ditampar.

Tampaknya hal ini tak pernah hilang di Indoensi dan ini sepertinya sudah menjadi tradisi di Indonesia, dan usdah banyak diberitakan oleh media massa. Untuk itulah Pemerintah harus tegas terhadap oknum guru yang suka main tangan atau main pukul saja.

Contohnya ditulisan yang saya buat dibawah ini.

Oknum Guru Fisika Santa Maria Aniaya Siswanya
* Dada Wesly Ditinju dan Wajah Ditampar
* Orangtua Korban Lapor ke Poltabes Pekanbaru
Tak terima anaknya dipukul oleh oknum guru fisika di SMA Santa Maria Jalan Ronggo Wasito dengan inisial Gltm, Selasa (17/2) sekitar pukul 11.30 WIB SL (42) orangtua Wesly Raymond (16), pelajar Kelas I C SMA Santa Mariadatangi Mapoltabes Pekanbaru untuk melaporkan perbuatan guru tersebut. Didampingi orangtuanya Wesly kepada Tribun menuturkan, usai pelajaan habisa dan akan masuk pelajaran olahraga, Esly pagi itu berlarian dari lantai III ke kabawah. Namun hentakan sepatunya sempat membuat bising dan mengganggu siswa lain yang sedang belajar. Entah apa sebabnya kata Wesly ia dipanggil oleh Pak Gultom guru Fisika, saat dihampiri tanpa tanya dada Wesly ditinju. Tak puas guru itu kembali menampar pipi Wesly. Tak terima pukulan gurunya itu pagi itu juga Wesly pulang kerumah dan melaporkan peristiwa itu ke orangtuanya. Orangtua Wesly yang tak mau nama panjangnya disebut dan hanya memberikan inisila SL, tak terima oleh ulah guru teresbut dan pagi itu juga ia mendatangi sekolah. "Saat saya menemui Kepala Sekolah dan ingin ketemu guru yang memukul anak saya itu sempat dilarang oleh Kepala Sekolah," ujar SL Ketika itu Kepala Sekolah kata SL, menyarankan untuk dilaporkan ke pihak Yayasan dan biar Kepala Sekolah yang melakukan meditasi ke pihak Yayasan agar berdamai. "Hal itu tentunya saya tidak terima kalau berdamai begitu saja. Atas dasar itulah saya melaporkan kejadian ini ke Poltabes Pekanbaru," jelas SL Usai ketrangan Wesly diambil oleh pihak Sentra Pelayanan Kepolisiaan (SPK) Poltabes Pekanbaru, Wesly bersama orangtuanya dan didampingi anggota Poltabes membawa Wesly ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau untuk di visum. Semenatra itu Kepala Sekolah SMA Santa Maria siang it utidak bisa ditemui karean sedang rapat begitu juga Humas sekolah. Siang it uwartawan hanya berhasil ketemu dengan Wakil Kepala Sekolah Bernadete. Bernadete kepada wartawan saat itu sempat mengatakan pihaknya akan melakukan perdamaian dengan keluarga siswa tersebut. Karena pihak sekolah tak ingin kasus tersebut dibesar-besarkan. Keika Tribun coba kembali mendatangi SAM Santa Maria sekitar pukul 13.30 WIB ternyata Kepala Sekola hdan majelis guru lainnya sudah pulang. Petugas Securiti yang sempat dijumpai mengatakan Kepala Sekolah dan majelis guru sudah pulang. "Kalai mau ketemu besaok saja," ujarnya Kasat Reskrim Poltabes Pekanbaru AKP Jon Wesly Arianto SIK kepada wartawan membenarkan adanya laporan tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan, dan korban sudah di periksa untuk dimintai keterangan. (rino syahril)

Agar Diproses Sesuai Hukum
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Pekanbaru Ekmal Rusdi kepada waratwan Selasa (17/2) di Poltabes mengatakan sangat menyayangkan perbuatan guru yang memukul seiswanya. Padahal sebelumnya kata Ekmal, pihaknya sduah melakukan pertemuan dengan seluruh Kepala Sekolah sek Pekanbaru, agar tidak menganiaya atau memukul murid atau siswanya. Karena saat ini banyak peristiwa tersebut terjadi di Indoensia. "Untuk itulah setelah pertemuan itu kita lakukan kita berharap tidak ada lagi guru memukul atau menganiaya siswanya," ujar Ekmal Tapi tampaknya kata Ekmal hal itu tidak diindahkan juga. Untuk itulah Ekmal menegaskan agar pihak kepolisian menindak lanjuti laporan dari siswa SMA Santa Maria yang dipukul oknum gurunya. "Kita ingin hal ini diproses sesuai hukum yang berlaku, dan kita akan mengawal proses hukumnya," jelas Ekmal (rino syahril)

Jumat, 13 Februari 2009

रोसी दी jakarta

Oknum Caleg PPRN Dapil Kuansing No urut 3 Ternyata Pengedar Ekstasi

Wah memang benar perangai Caleg satu ini untung saja baru caleg dan bukan anggota DPRD Riau. Sempat kalau sudah terpilih mau jadi apa Riau ini.

Untuk itu saya berpesan kepada seluruh masyarakat di Indonesia dan khususnya Riau, agar hati-hati memilih Caleg pada Pemilu 2009 ini. Karena banyak caleg yang tersandung masalah.

PEKANBARU, TRIBUN - Calon Legeslatif (Caleg) Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Kuansing dan Indragiri Hulu dari partai PPRN, Chatarina (54) warga komplek Pondok Mutiara Blok I nomor 5-6 Tampan dan Andi alias Jtinawa (35) warga Jalan Serba Guna komplek Helvatia Medan, Jumat (13/2) tak berkutik saat dibekuk Tim Opsnal Satuan Reserse Narkoba Poltabes Pekanbaru, sekitar pukul 10.00 WIB di Jalan Yos Sudarso didepan SPBU Senapelan. Saat dilakukan penggeledahan dari tangan mereka diamankan 1000 butir pil ekstasi merek apel dan bintang..
Penangkapan terhadap kedua tersangka kata Kapoltabes Pekanbaru Kombes (pol) Drs Berti DK Sinaga melalui Kasat Reserse Narkoba Kompol Alpen SH SIK, Jumat (13/2) tidak lepas dari informasi masyarakat. "Dari informasi itulah kita melakukan penyelidikan," ujar Alpen
Informasi terakhir yang berhasil dirangkum Tim Opsnal Sat Reserse Narkoba Poltabes Pekanbaru, tersangka Andi sedang menjemput pil ekstasi ke luar kota, dan tiba kembali ke Pekanbaru dengan Bus Jumat (13/2) sekitar pukul 04. 30 WIB.
Setelah mendapatkan bukti yang akurat tersebut petugas meluncur ke terminal dan membuntuti terasngka Andi. Tak ingin buruannya kabur sekiatr pukul 10.00 WIB kedua tersangka langsung dibekuk saat berada di Jalan Yos Sudarso tepatnya didepan SPBU, Senapelan.
Saat dilakukan penggeledahan kata Alpen berhasil ditemukan 1000 butir pil ekstasi didalam mobil tersangka. "Pagi itu juga kedua tersangka kita giring ke Mapoltabes Pekanbaru unutk diperiksa dan dimintai keterangan," jelas Alpen
Menurut Alpen kedua tersangka termasuk bandar besar di Riau, dan pil ekstasi tersebut mereka ambil dari luar Riau. "Saat ini kedua tersangka telah kita tahan di sel Mapoltabes Pekanbaru, dan kasus ini masih kita kembangkan karean bandar besar antar provinsi atau pemasok pil ekstasi tersebut masih kita buru," ungkap Alpen
Satu dari tersangka tersebut kata Alpen merupakan Caleg dari Dapil Kabupaten Kuansing dan Indragiri Hulu untuk DPRD Riau dengan nomor urut 3 dari Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). pil ekstasi tersebut diambil tersangka dari bandar besarnya seharga Rp 90 ribu perbutir dengan total Rp 90 juta sebanyak 1000 butir.
Setelah pil ekstasi tersebut berhasil diambil lalu diedarkan di Pekanbaru dengan harga perbutir Rp 150 ribu. "Jadi keuntungan tersangka perbutirnya mencapai Rp 50 ribu," terang Alpen
Atas perbuatan kedua tersangka maka mereka akan dijerat dengan pasal pasal 59 (1) huruf e UU No.5 tahun 1997 tentang psikotropika. "Tersangka terancam hukuman minimal 4 tahun penjara dan maksimal seumur hidup. Lau ditambah denda minimal Rp 150 juta dan maksimal Rp 750 juta," tutur Alpen (rsy)
Sudah Dibuntuti dari Terminal
Pengintaian terhadap tersangka sudah dilakukan 1 bulan lalu, saat mendapatkan informasi tersangka Andi sedang menjemput pil ekstasi keluar Riau dan akan tiba di Pekanbaru sekitar pukul 04.30 WIB, maka Tim Opsnal Sat Reserse Narkoba Poltabes Pekanbaru subuh itu juga mengintai Andi di terminal.
Setibanya tersangka Andi diterminal petugas langsung membuntuti tersangka Andi dan ia dijemput oleh tersangka Chatarina. Tak ingin buruan kabur petugas terus membuntuti mobil yang dibawa tersangka.
Takut tersangka tahu telah dibuntuti dari terminal, maka tepat di depan SPBU Senapelan Jalan Yos Sudarso, sekitar pukul 10.00 WIB petugas langsung menyetop mobil tersangka dan langsung menangkap kedua tersangka. Saat digeledah ditemukanlah 1000 butir pil ekstasi dengan merek apel dan bintang di dalam mobil tersangka.
Pagi itu juga tersangka digiring ke Mapoltabes Pekanbaru dan saat ini telah mendekam dalam sel tahanan mapoltabes Pekanbaru. (rsy)

Brigjen (pol) Drs Adjie Rustam Ramdja Fokus Pemilu 2009

Fokus Terhadap Pengamanan Pemilu 2009
* Upacara Penyerahan Pataka dari Kapolda Lama ke Kapolda Baru
PEKANBARU, TRIBUN - Sebagai Kapolda Riau yang baru menggantikan Brigjen (pol) Drs Hadiatmoko SH, Brigjen Pol Adjie Rustam Ramdja bertekat akan menyukseskan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 di Riau agar berlangsung aman dan tertib.
Hal ini disampaikan oleh Brigjen Drs Adjie Rustam Ramdja kepada wartawan Jumat (13/2) usai melaksanakan upacara penyerahan Pataka Riau Tuah Sakti Hamba Negeri dari Brigjen (pol) Drs Hadiatmoko SH kepada dirinya di Lapangan Upacara Markas Komando Brimob Polda Riau Jalan KH Ahmad Dahlan.
Pelaksanaan Parawel Parase tersebut selaian dihadiri Pejabat Polda Riau dan jajaran Kapoltabes dan Kapolres se Riau juga dihadiri oleh Gubernur Riau HM Rusli Zainal, Ketua DPRD Riau Djohar Firdaus, dan Walikota Pekanbaru Herman Abdullah. Serta seluruh unsur Muspida Riau dan Muspida Kota Pekanbaru.
Menurut alumni AKABRI tahun 1977 ini, dirinya akan tetap fokus menangani semua kasus yang ada di Riau, terutama sekali kasus yang memiliki atensi dimata masyarakat. "Jadi kasus yang memiliki atensi dimata masyarakat tetap akan saya fokuskan saat saya menjabat Kapolda Riau," ujarnya
Terutama sekali tambah Adjie, kasus yang menjadi prioritas Kapolri yakni Illegal Logging, Judi dan Narkoba. "Jadi semua kasus tindak pidana di Riau ini akan menjadi prioritas saya, termasuk kasus korupsi," ungkapnya
Karena Pemilu dan Pilpres 2009 semakin dekat dan berbagai pelaksanaan menjelang hari H nya telah dilaksanakan maka prioritas Adjie dalam waktu dekat ini adalah menyukseskan jalannya pesta demokrasi di Indonesia tersebut dan khususnya di Riau.
Dikatakan pria yang pernah bertugas di Bosnia selama 13 bulan itu, tugas terberat akan dilakukannya saat menjabat Kapolda Riau, karena dirinya bersama jajaran harus mampu menciptakan situasi kondusif menjelang Pemilu dan Pilpres 2009 nanti.
Untuk mensukseskan Pemilu dan Pilpres jelas Adjie, tidak bisa dilakukan oleh pihaknya saja, namun harus mendapat dukungan dari semua pihak, dan seluruh lapisan masyarakat. "Jadi tugas kita adalah memberikan rasa aman, nyaman dan tertib terhadap masyarakat untuk menyampaikan hak pilih mereka saat hari pencoblosan nanti. Sehingga masayarakat bisa memilih sesuai hati nurani mereka masing-masing," ungkap Adjie
Maka tegas Adjie, ia akan menekankan kepada semua anggota dan jajarannya untuk melaksanakan tugas secara proposional dan profesional. "Oleh karena itu saya akan segera melakukan rapat dengan semua jajaran untuk membahas keisapan Polisi mengamankan Pemilu, serta persiapan untuk melaksanakan berbgai simulasi menjelang hari pencoblosan," paparnya
Pada intiinya kata Adjie, menjelang hari pencoblosan dan berbagai tahapan Pemilu 2009 pihaknya akan tetap melakukan razia dan patroli disegala titik yang dianggap rawan. Terutama sekali didaerah perbatasan Provinisi.
Sementara itu menyangkut dibukanya kembali Surat Pemberhetian Penyidikan Perkara (SP3) terhadap 13 perusahaan yang melakukan illegal logging Brigjen Adjie Rustam Ramdja, mengatakan kalau memang ada nofum baru barulah SP3 itu bisa dibuka kembali.
Namun sebagai penyidik kata Adije, saat SP3 dikeluarkan tugasnya sudah final dan sudah berhenti. "Jadi kami tidak mencari bukti baru lagi, tapi bila ada upaya hukum baru atau praperadilan dari pihak lain maka sebagai Polisi dirinya siap untuk di praperadilkan, dan bila kasus tersebut dibuka kembali maka kami siap melakukan penyidikan baru," ucapnya
Usai upacara Parawel di Mako Brimobda Riau, Kapolda Riau baru dan mantan Kapolda Riau berangkat menuju Mapolda Riau untuk melaksanakan penyambutan dan pelepasan Mantan Kapolda Riau Brigje (pol) Hadiatmoko.
Di Mapolda Riau Brigjen (pol) Hadiatmoko menyalami semua pejabat di jajaran Polda Riau dan seluruh Kapoltabes dan Kapolres se-Riau serta semua anggota Polda Riau yang berbaris hingga pintu keluar Mapolda Riau, hingga Hadiatmoko menaiki mobil dan meninggalkan Mapolda Riau.
Selanjutnya Kapolda Riau Brigjen (pol) Adjie Rustam Ramdja memberikan arahan kepada semua jajaran Kapoltabes, Kapolres Kasat Wil dan seluruh Kapolsek di jajaran Polda Riau di SPN Pekanbaru. (rsy)

Mantan Kapolda Riau Irjen Hadiatmoko yang kini dipercaya menjabat Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Wakabareskrim) Mabes Polri, kepada wartawan Jumat (13/2) mengatakan, semenjak dirinya menjabat Kapolda Riau selama 267 hari belum banyak yang dapat ia berikan terhadap Riau.
Walau bagaimanapun dalam waktu yang singkat tersebut Hadiatmoko telah banyak menorej prestasi selama ia menjabat Kapolda yakni berhasil mengungkap penyeludupan di Riau, Illegal Logging dan Judi. Serta kasus tindak pidana lainnya.
Namun masih ada beberapa kasus yang belum sempat ia lakukan yakni mengenai illegal maning dan illegal fishing. "Tapi tugas ini akan saya serahkan sepenuhnya kepada Kapolda Riau yang baru dan saya yakin Kapolda Riau yang baru ini mampu melaksanakannya," ujar Hadiatmoko
Yang terpenting sekali tambahnya, tugas yang sangat berat dalam waktu dekat yakni mengamankan penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2009. "Untuk itu saya berharap agar Kapolda Riau dan jajarannya mampu menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2009 agar berjalan aman dan tertib. Serta tidak memngalmi kendala sedikitpun," harap Hadiatmoko
Memang Hadiatmoko sebelumnya telah bertekad akan menyukseskan Pemuli dan Pilres 2009 seperti ia menyukseskan pengamanan terhadap Pilkada Riau 2008 guna memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Riau.
"Tapi itu hanya tinggal harapan, dan sebenarnya saya masih betah di Riau. Karena perintah pimpinan dan kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menjabat Wakabreskrim saya harus siap," ucapnya
Hadiatmoko juga merasa terkesan selama bertugas di Riau karena masayrakatnya ramah- ramah dan sopan. Yang terpenting sekali dirinya udah menjalin hubungan yang harmonis dengan Pemprov Riau, Muspida Riau serta para pengusaha di Riau. Untuk itulah ia meminta agar Kapolda Riau yang baru tetap menjaga keharmonisan yang telah ia bina selama ini. (rsy)